Kamis, 08 Maret 2012

Tips Lancar Pacaran Jarak Jauh

Terpisahkan oleh jarak bukan berarti hubungan cinta harus berakhir. Masih ada harapan untuk terus melanjutkan hubungan Anda, tentunya dengan perjuangan lebih.

Memang hubungan jarak jauh tak selalu lebih mudah daripada hubungan biasa. Jika si dia memang pantas dipertahankan, tak ada salahnya Anda berdua sama-sama mencoba.

Rencana masa depan
Seperti apa rencana masa depan hubungan Anda? Bagaimana akhir dari hubungan jarak jauh ini? Apakah nanti pasangan akan kembali ke kota asal atau Anda akan bergabung dengannya di kota yang baru?

Rencana masa depan akan membuat Anda berdua merasa ada harapan. Walau rencana bisa saja berubah, setidaknya Anda dan pasangan akan selalu merasa ada akhir yang menyenangkan dari hubungan jarak jauh ini.

Jujurlah pada diri sendiri dalam membuat rencana. Jangan berpura-pura setuju dengan rencana pasangan padahal dalam hati Anda berharap suatu saat rencana tersebut akan berubah. Kejujuran merupakan sikap yang penting dalam menjaga hubungan jarak jauh.

Komitmen
Komitmen merupakan faktor yang tak kalah penting dari hubungan jarak jauh. Apa yang diharapkan atau tidak diharapkan untuk dilakukan pasangan saat berjauhan harus dibicarakan dari awal. Ceritakan sejujurnya apa harapan dan kekhawatiran Anda sehingga pasangan bisa mengerti.

Cari solusi bersama jika ada hambatan dari awal. Ingat kalau hubungan ini tidak mudah dan perlu usaha lebih untuk melakukannya. Jangan mudah menyerah hanya karena masalah kecil yang masih bisa diselesaikan.

Komunikasi
Dengan kemajuan teknologi tentu hal ini tak lagi jadi masalah. Lewat video chat, telepon, pesan singkat, media sosial, dan berbagai jalur komunikasi lainnya, jarak tak akan terasa terlalu jauh lagi.

Bicarakan dari awal bagaimana "peraturan" tentang berkomunikasi. Apakah si dia bisa dihubungi kapan saja ataukah hanya pada waktu tertentu? Keadaan ini harus dimengerti dan diterima sejak awal agar tidak memicu konflik. Usahakan untuk saling mengerti keadaan masing-masing dan tidak saling menuntut berlebihan.

Cari waktu yang santai dan tidak terburu-buru untuk saling berkabar. Usai bekerja atau kuliah, pada malam hari di saat yang santai mungkin merupakan waktu yang tepat. Tapi jika si dia sekali-sekali ada acara pada malam hari bersikaplah fleksibel dan atur waktu lain untuk saling berkomunikasi. Komunikasi yang baik tidak ditentukan oleh lamanya waktu Anda mengobrol tapi lebih pada kualitas pembicaraan.

Bertemu
Jika memungkinkan, jadwalkan pertemuan sebisa mungkin. Usahakan untuk selalu seimbang dan tidak selalu menuntut pasangan untuk selalu mengunjungi Anda. Lakukan kunjungan secara bergantian sesuai dengan kesediaan waktu. Kenali lingkungan tempat tinggalnya, ke mana ia biasa pergi, dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatannya sehari-hari agar Anda merasa lebih tenang.

Isi waktu pertemuan Anda dengan hal-hal yang menyenangkan. Tak perlu merusak saat pertemuan Anda dengan memicu pertengkaran atau ngambek tanpa alasan yang jelas. Sikap yang demikian akan membuat pasangan tertekan dan berpikir ulang untuk meneruskan hubungannya dengan Anda.

Perhatian kecil
Walau Anda sering berkomunikasi tetap saja perhatian-perhatian kecil secara langsung juga tak kalah penting. Pada momen-momen spesial kirimkan ia hadiah melalui pos untuk membuatnya senang. Perhatian-perhatian kecil semacam itu membuat ia merasa spesial dan membuat Anda seakan ada di sana bersamanya.

Tak ada salahnya sesekali kejutkan ia dengan kedatangan Anda. Namun sebelumnya pastikan Anda mengetahui ia sedang dalam keadaan tidak sibuk dan memiliki waktu luang.

Percaya
Kepercayaan merupakan kunci utama dalam hubungan jarak jauh. Cemburu dan bersikap posesif hanya akan menggerogoti hubungan Anda pelan-pelan. Apakah Anda mampu bersikap percaya dan menahan rasa cemburu Anda demi mempertahankan cintanya? Jika tidak, sebaiknya singkirkan niat untuk berhubungan jarak jauh.

Hubungan jarak jauh memerlukan suasana yang kondusif untuk berhasil. Sikap cemburu, posesif, dan mudah emosi bisa dengan mudah menghancurkan hubungan Anda. Jika dari awal Anda dan kekasih sudah berkomitmen untuk menjalani hubungan ini maka persiapkanlah diri Anda. Seringkali Anda memang harus menerima dan percaya apa yang dikatakan kekasih walau pikiran negatif sering membayangi.

Cari kegiatan
Jangan hanya terus memfokuskan pikiran Anda pada si dia. Ingat, Anda juga masih punya kehidupan yang lain. Jalani kegiatan Anda dengan semangat agar tak terus menerus memikirkan dia. Jangan tinggalkan kebiasaan pergi bersama teman, mengikuti kursus sesuai hobi, atau menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.

Saling ketergantungan terhadap pasangan yang terus menerus akan membuat hubungan ini semakin berat. Jika biasanya Anda pergi ke bengkel bersama kekasih, kini usahakan pergi sendiri atau ajak orang terdekat Anda untuk menemani. Kemampuan Anda beradaptasi dan menjalani hidup dengan semangat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam hubungan ini.

Senin, 30 Januari 2012

Hukum Memakai Contact Lense


Soalan
Assalamualaikum., saya ingin bertanya, apakah hukum memakai kanta lekap berwarna?
Jawapan
Waalaikumussalam. Boleh memakai kanta tersebut dengan tujuan untuk perubatan atas nasihat pakar perubatan untuk memulihkan penglihatan dan bukan tujuan perhiasan atau penipuan.

1. Tujuan perubatan – iaitu orang yang memakainya kerana masalah mata yang dihadapinya, iaitu ia memakainya sebagai ganti cermin mata. Hukumnya adalah harus dengan syarat tidak mendatang mudarat kepada mata.
2. Tujuan perhiasan – iaitu memakainya sekadar suka-suka, bukan kerana keperluan (yakni bukan kerana masalah mata). Ia masuk dalam hukum perhiasan. Perhiasan diharuskan selagi tidak melanggar batasan Syara, iaitu;
a) Tidak mendedahkan aurat dan berlaku tabarruj
b) Tidak mendatangkan fitnah iaitu menimbulkan ghairah orang lain –terutamanya wanita- (yakni tidak harus wanita memakai    perhiasan yang boleh mendatangkan ghairah atau mencuri perhatian lelaki kepadanya).
c) Tidak mengubah ciptaan Allah.
d) Tidak berupa penipuan atau pemalsuan.
e) Tidak menyerupai perbuatan orang kafir
f) Tidak berlebihan.
g) Tidak memudaratkan
Merujuk kepada syarat-syarat di atas, sebahagian ulamak telah memfatwakan haram memakai contact lens yang berwarna (yakni mengubah warna mata yang asal) kerana ia mengubah ciptaan Allah, berupa penipuan/pemalsuan dan meniru perbuatan orang kafir di samping ia memudaratkan sebagaimana disahkan oleh para doctor sendiri. Di tambah lagi bagi perempuan, ia boleh menimbulkan fitnah (iaitu mencuri perhatian lelaki kepadanya)

Mempersiapkan Anak Keturanan

Banyak sekali orang mempersiapkan anak keturunan mereka. Dan semua jerih payah mereka, mereka kerahkan untuk itu. Yakni bagaimana supaya anak keturunan mereka itu, sepeninggal mereka menjadi pemilik dan penerus bagi harta kekayaan mereka. Jika manusia hanya sampai ke batas itu saja, dan dia tidak melakukan apapun untuk Allah, berarti itu merupakan kehidupan neraka.

Apa gunanya hal itu bagi dirinya?
ketika dia telah wafat, apakah dia akan datang untuk melihat siapa yang menjadi pemilik bagi harta kekayaan peninggalannya itu?
Dan apakah dengan itu dia akan memperoleh ketentraman?
justru riwayatnya telah habis dan dia tidak akan pernah kembali ke dunia. Oleh karena itu apalah yang didapat dari jerih payah seperti itu, yakni yang merupakan contoh kehidupan neraka di dunia ini dan juga yang akan menimbulkan azab di akhirat nanti?

Dengan memperhatikan Quran syarif akan diketahui bahwa ada dua janji mengenai tidak akan kembalinya lagi orang-orang yang sudah mati. pertama, untuk orang-orang penghuni neraka sebagaimana difirmankan:

"Wa haroomun 'alaa qoryatin ahlaknaahaa annahum laa yarji'uun -- dan terlarang atas penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa mereka tidak akan kembali." (Al-Anbiya: 96).
Kata ahlaknaahaa (Kami telah binasakan) juga tertuju pada azab. Dari itu disimpulkan bahwa orang-orang yang memiliki kehidupan rusak tidak akan kembali lagi.

Dan demikian pula terdapat janji yang sama bagi orang-orang penghuni surga. "Khoolidiina fiiha laa yabghuuna anhaa hiwalaa -- mereka kekal didalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya". (Al-Kahfi: 109)

Kehidupan Ini untuk Apa?

Mak ayah,
Aku menulis khas buat mak ayah yang disayangi. Banyak persoalan yang terbuku dihati. Untuk berterus terang, aku tak punya kekuatan. Untuk berbicara, lidahku kelu dengan kata-kata. Untuk bersemuka, berat untuk ku aturkan sebuah langkah. Yang mampu aku lakukan hanyalah menulis sebuah coretan yang ku hadiahkan khas buat mak ayah tersayang.

Mak ayah,


Aku tertanya-tanya. Daripada masa kecilku, seringkali ku dimarahi. Terkadang bukan atas silapku sendiri. Kesilapan adik-adik, aku yang dipersalahkan. Aku yang dihukum. Aku yang dipukul dengan rotan itu. Rotan yang sama. Dengan alasan aku yang paling sulung. Sedangkan ketika itu aku hanyalah berusia 8 tahun. Masih anak kecil yang membutuhkan perhatian. Apakah silapku menjadi anak pertama? Yang akhirnya jiwa kecilku memberontak. Dari sehari ke sehari aku berkata pada diriku sendiri. Aku ingin menutup telingaku daripada mendengar kata-kata mak ayah. Oleh sebab mak ayah sendiri tak pernah mendengar kata-kataku walaupun yang benar. Jadilah aku seorang anak yang degil.
Mak ayah,
Pada usiaku menginjak 13 tahun, aku dihantar ke sekolah berasrama penuh. Di situ, kami disuruh untuk solat berjemaah pada setiap waktu. Mulanya aku liat. Terasa amat payah lebih-lebih lagi pada waktu Subuh. Di rumah, tak pernah pula aku diajak untuk solat berjemaah pada setiap waktu. Mak ayah sekadar bertanya sama ada aku sudah solat atau belum. Di sini untuk minggu pertama, selalu aku terlambat untuk memulakan solat berjemaah bersama. Jadi, bila jemaah sudah masuk ke rakaat kedua, ketiga, keempat, aku tinggal terpinga-pinga. Bagaimana aku mahu masuk solat jemaah? Kerana mak ayah tak pernahpun mengajarku berkenaan “makmun masbuk”. Sehinggalah aku perlu belajar sendiri di sekolah.

Mak ayah,
Setelah tamat pelajaran di sekolah menengah, aku berjaya masuk ke universiti tempatan. Aku mula bergaul dengan teman-teman yang datang daripada berlainan latar belakang. Di sini aku sudah tidak di”paksa” untuk solat berjemaah lagi. Semua orang hidup dengan cara tersendiri. Pada awalnya aku masih rajin untuk pergi ke surau kolej kediaman. Tapi, lama kelamaan aku sangat sibuk dengan assignments yang bertimbunan. Solat pun makin aku lambat-lambatkan. Terkadang aku cepat-cepat solat untuk mengejar waktu menghadiri kuliah. Bila menelefon mak ayah, mak ayah tak pernah bertanyakan tentang solatku. Jadi tinggallah aku untuk menentukan cara hidupku sendiri. Solatku tetap tak pernah ku tinggalkan, namun hatiku sedikitpun tak terasa bertaut dengan ibadahku. Aku lakukan hanya sekadar untuk melengkapkan rutin harian.

Mak ayah,
Makin lama aku terasa diriku makin kosong. Aku seperti hilang arah tujuan. Aku penat dengan studyku. Aku penat dengan kehidupanku. Aku tiba-tiba bertanya kepada diriku sendiri. Sebenarnya, untuk apa aku hidup di dunia ini? Adakah semata-mata untuk study? Adakah semata-mata untuk mengumpul kekayaan? Adakah semata-mata untuk bekerja? Adakah semata-mata untuk berkahwin, mempunyai anak? Dan selepas tu??

Mak ayah,
Pada suatu hari, aku bertanya kepada seorang kakak yang rapat denganku kerana aku bingung tentang apa makna sebuah kehidupan. Dia yang tersenyum mesra terus menyebut bait-bait ayat Al-Quran yang selalu aku baca, tapi tak pernah sedikitpun aku tahu maksudnya,
“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu” (Adz-Zariyat:56)
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang berada di antara keduanya kecuali dengan Haq” (Al-Hijr:85)
“Bukankah Aku telah mengambil perjanjian (perintahkan) kamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh yang nyata terhadap kamu! Dan (Aku perintahkan):hendaklah kamu menyembahKu; inilah jalan yang lurus“ (Yasin:60-61)
“Maka apakah kamu mengira bahawa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahawa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun:115)

Mak ayah,
Di usiaku yang sudah menginjak 22 tahun, barulah aku tahu apa tujuan aku diciptakan oleh Allah. Kenapa sebelum ini mak dan ayah tak pernahpun memberitahu aku tentang hal ini? Betul, aku diajar solat, diajar mengaji, disuruh puasa, tapi tak sedikitpun aku diterangkan dengan apa maksud yang sebenar-benarnya tentang setiap ibadah yang aku lakukan melainkan hanya mengikut apa yang dibuat mak dan ayah. Perjalanan kehidupanku yang dibiarkan bebas sendirian.

Mak ayah,
Aku kan anakmu. Aku kan adalah amanah Allah untukmu. Tapi adakah kalian telah melaksanakan sepenuhnya tanggungjawab yang telah diamanahkan kepadamu. Di mana janjimu pada Allah tika mana Dia menganugerahkan aku pada kalian berdua? Di mana janjimu pada Allah untuk menunjukkan kepadaku jalan mana yang sepatutnya aku ikuti? Jalan yang akan mendekatkan aku dengan Yang Maha Esa. Aku dibiarkan hanyut dalam gelombang kehidupan, ibadah yang diringan-ringankan, pergaulan lelaki dan perempuan yang tiada batasan, pakaianku yang membalut aurat dibiarkan, cukuplah selagi aku masih bertudung. Adakah sehelai tudung cukup untuk mendefinasikan kehidupan sebenar seorang Muslimah?

Mak ayah,
Aku tak tahu. Tolong, ajarilah aku apa makna sebenar sebuah kehidupan. Dalam neraca Islam.
Salam sayang,
Anakmu.
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (bertauhid), maka kedua ibu bapanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Anak adalah anugerah Allah. Yang dilahirkan suci bersih ibarat kain putih. Ibubapalah yang mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mencorakkannya.
Nota yang ditulis di atas adalah sekadar satu rekaan. Tapi jika kita perhatikan secara realitinya, tidak mustahil untuk ada dikalangan anak-anak yang mungkin ingin meluahkan hal yang sama dengan tulisan di atas. Anak-anak yang tertanya-tanya, adakah ibubapa sudah melaksanakan sepenuhnya tanggungjawab yang telah diamanahkan Allah kepada mereka. Tanggungjawab untuk mengajarkan anak-anak tentang ilmu agama yang secukupnya, tentang Islam yang sebenar-benarnya, tentang matlamat kita hidup di dunia.
Dan jika soalan ini tidak ditanyakan di sini, mungkin bakal dipersoalkan di akhirat nanti.
Cukupkah sekadar menyuruh solat lima waktu? Cukupkah sekadar mengajar bagaimana membaca Al-Quran? Cukupkah sekadar mengajak puasa bersama-sama? Cukupkah sekadar menghantar anak-anak menghadiri kelas-kelas agama? Tanpa kita sendiri yang menunjukkan tauladan yang sebenarnya kepada anak-anak. Tanpa diberikan penjelasan yang mendalam tentang Islam, tanpa memberikan kefahaman sejelas-jelasnya kepada anak-anak bahawa Islam itu bukan sekadar sebuah agama semata-mata. Sedangkan Islam yang sebenar-benarnya adalah satu cara hidup. Islam is the way of life.
Saya teringat pertanyaan seorang kakak kepada saya pada awal tahun ini. Persoalannya tentang apakah yang membezakan kita seorang manusia sebagai ibu kepada seorang anak jika hendak dibandingkan dengan seekor buaya yang merupakan ibu kepada anaknya.
Kelu untuk memberikan jawapan selain daripada perbezaan manusia dan seekor buaya, kakak itu tersenyum sambil berkata bahawa perbezaannya adalah di mana seekor ibu buaya hanya mengajar anaknya cara untuk survive di dunia. Cara untuk mencari bekalan untuk hidup supaya tidak mati kelaparan dan juga cara bagaimana untuk melarikan diri daripada pemangsa dan pemburu untuk meneruskan kehidupan.
Berbeza dengan seorang manusia sebagai ibu. Seorang manusia bukan hanya mengajar anaknya bagaimana mencari bekalan untuk meneruskan hidup di dunia, tapi juga bagaimana caranya untuk mencari bekalan yang cukup untuk dibawa ke akhirat sana.
Ini mungkin hanyalah sekadar sebuah perumpamaan untuk membuatkan kita benar-benar berfikir. Untuk kita imbas kembali perjalanan sebuah kehidupan.
Bagi yang sudah mempunyai anak, sebanyak mana sudah ilmu agama telah kita ajarkan kepada anak-anak. Adakah benar cara kita membesarkan anak-anak sudah selari dengan apa yang dituntut Islam?
Bagi yang belum mempunyai anak, sebanyak mana pula persiapan yang ada pada diri sendiri untuk mengajarkan tentang Islam kepada anak-anak yang bakal dilahirkan. Sebanyak mana guidelines yang mampu kita berikan kepada anak-anak untuk menuntun diri mereka dalam misi mencari bekalan secukupnya sebelum pulang ke kediaman yang abadi di akhirat nanti. Jangan kita menyamakan diri sendiri dengan ibu buaya, menunjukkan anak-anak jalan untuk mendapatkan bekalan sekadar cukup untuk hidup di dunia saja.
Benar, jika terdapat kekurangan di mana-mana, kesalahan bukanlah terletak sepenuhnya ke atas ibubapa yang mungkin masih belum menyedari hakikat kehidupan yang sebenar. Namun, bagi kita yang sudah disapa hidayah kesedaran, yang tahu makna sebenar sebuah kehidupan, biarlah kita yang meletakkan diri sebagai peneraju untuk menjadi ibubapa contoh dalam membina generasi harapan seterusnya. Biar si kecil itu tahu apa matlamat hidupnya di dunia. Biar si kecil itu sedar apa agenda yang perlu dia bawa sepanjang hidupnya.
Jadi, dengan waktu yang masih tersisa, mari kita sama-sama memperbaiki diri sendiri untuk memimpin cahaya mata penyejuk hati. Moga mampu kita tersenyum bangga di kemudian hari sambil berkata, “Itulah anak kami.” Satu kata yang bakal dirindui untuk disebut di syurga nanti.
“Hak seorang anak adalah kamu hendaklah menyedari bahawa dia berasal daripada kamu. Jika dia baik atau jahat, semuanya berkait dengan kamu. Kamu bertanggungjawab untuk membesarkan, mendidik dan membimbingnya ke jalan Allah serta membantunya menjadi anak-anak yang taat. Kamu wajib melakukan sedemikian sehingga jika kamu berbuat baik kepadanya, kamu yakin kamu akan mendapat ganjaran dan jika kamu berbuat tidak baik kepadanya, kamu akan mendapat seksaan…” (Imam As-Sajjad ibn Hussain ibn Ali ibn Abi Talib)

Minggu, 29 Januari 2012

Jawaban No. 3 (Rahmad Eko Syahputra)

Jawaban No. 3
Public Class Form1

    Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
        nik.Items.Add("1001")
        nik.Items.Add("1002")
        nik.Items.Add("1003")

       
        Jabatan.Items.Add("Mandor")
        Jabatan.Items.Add("Kepala Bagian")
        Jabatan.Items.Add("Staff")

        status.Items.Add("Belum Menikah")
        status.Items.Add("Menikah")

        jmlhlmbur.Items.Add("1 jam")
        jmlhlmbur.Items.Add("2 jam")
        jmlhlmbur.Items.Add("3 jam")
       
    End Sub

    Private Sub nik_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles nik.SelectedIndexChanged
        If nik.Text = "1001" Then
            nama.Text = "Julianti Putri"
        ElseIf nik.Text = "1002" Then
            nama.Text = "Rahmad Eko"
        ElseIf nik.Text = "1003" Then
            nama.Text = "Rada Dewi"
        Else
            nama.Text = "Empty"
        End If
    End Sub

    Private Sub status_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles status.SelectedIndexChanged
        If status.Text = "Belum Menikah" Then
            tunjanak.Text = 0
            tunjistri.Text = 0
        ElseIf status.Text = "Menikah" Then
            tunjistri.Text = 175000
        Else
            tunjanak.Text = 0
            tunjistri.Text = 0
        End If
    End Sub

    Private Sub btnproses_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnproses.Click
        If jumlahank.Text <= 2 Then
            tunjanak.Text = jumlahank.Text * (0.03 * gaji.Text)
        ElseIf jumlahank.Text >= 2 Then
            tunjanak.Text = jumlahank.Text * (0.07 * gaji.Text)
        End If
        If jmlhlmbur.Text = "1 jam" Then
            Lembur.Text = 7500
        ElseIf jmlhlmbur.Text = "2 jam" Then
            Lembur.Text = 10000
        ElseIf jmlhlmbur.Text = "3 jam" Then
            Lembur.Text = 15000
        Else
            Lembur.Text = 0
        End If
        Pajak.Text = 0.015 * gaji.Text
        Total.Text = Val(gaji.Text) + Val(tunjanak.Text) + Val(tunjistri.Text) + Val(Lembur.Text) - Val(Pajak.Text)
    End Sub

    Private Sub btnhapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnhapus.Click
        nik.Text = ""
        nama.Text = ""
        Jabatan.Text = ""
        gaji.Text = ""
        status.Text = ""
        jumlahank.Text = ""
        tunjistri.Text = ""
        tunjanak.Text = ""
        Pajak.Text = ""
        Lembur.Text = ""
        jmlhlmbur.Text = ""
        Total.Text = ""
        nik.Focus()
    End Sub

    Sub bonusgaji()
        If status.Text = "MENIKAH" Then
            tunjistri.Text = 0.09 * gaji.Text
            If jumlahank.Text = "1" Then
                tunjanak.Text = 0.03 * gaji.Text
            ElseIf jumlahank.Text = "2" Then
                tunjanak.Text = 0.07 * gaji.Text
            ElseIf jumlahank.Text >= "2" Then
                tunjanak.Text = 0.07 * gaji.Text
            End If
        Else
            tunjistri.Text = "0"
            tunjanak.Text = "0"
        End If

    End Sub

    Private Sub Jabatan_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Jabatan.SelectedIndexChanged
        If Jabatan.Text = "Mandor" Then
            gaji.Text = 1750000
        ElseIf Jabatan.Text = "Kepala Bagian" Then
            gaji.Text = 2500000
        ElseIf Jabatan.Text = "Staff" Then
            gaji.Text = 1250000
        Else
            gaji.Text = 0
        End If
    End Sub


    Private Sub btnkeluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnkeluar.Click
        End
    End Sub


    Private Sub jmlhlmbur_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles jmlhlmbur.SelectedIndexChanged
        If Jabatan.Text = "mandor" Then
            Lembur.Text = 7500
        ElseIf Jabatan.Text = "kepala bagian" Then
            Lembur.Text = 10000
        ElseIf Jabatan.Text = "staff" Then
            Lembur.Text = 5000
        Else
            Lembur.Text = 0
        End If
    End Sub
End Class


Jawaban No. 2 (Rahmad Eko Syahputra)

Public Class Form1
    Sub buattabel()
        lv.Columns.Add("NPM", 80, HorizontalAlignment.Center)
        lv.Columns.Add("Nama", 80, HorizontalAlignment.Center)
        lv.Columns.Add("Jurusan", 80, HorizontalAlignment.Center)jawaban No. 2
        lv.Columns.Add("Jenjang", 80, HorizontalAlignment.Center)
        lv.Columns.Add("Tahun Masuk", 80, HorizontalAlignment.Center)
        lv.Columns.Add("Nilai Angka", 80, HorizontalAlignment.Center)
        lv.Columns.Add("Nilai Huruf", 80, HorizontalAlignment.Center)
        lv.View = View.Details
        lv.GridLines = True
        lv.FullRowSelect = True

    End Sub
    Sub isitabel()
        Dim ist As New ListViewItem
        With ist
            .Text = npm.Text
            .SubItems.Add(nama.Text)
            .SubItems.Add(jurusan.Text)
            .SubItems.Add(jenjang.Text)
            .SubItems.Add(tmasuk.Text)
            .SubItems.Add(nangka.Text)
            .SubItems.Add(nhuruf.Text)
            lv.Items.Add(ist)
        End With
    End Sub

    Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
        buattabel()

    End Sub

    Private Sub npm_KeyPress(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyPressEventArgs) Handles npm.KeyPress
        If e.KeyChar = Chr(13) Then
            nama.Focus()

        End If
    End Sub

    Private Sub npm_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles npm.TextChanged
        Dim x, y As String
        x = Microsoft.VisualBasic.Mid(npm.Text, 3, 1)
        y = Microsoft.VisualBasic.Mid(npm.Text, 4, 1)
        tmasuk.Text = "20" & Microsoft.VisualBasic.Left(npm.Text, 2)
        If x = "0" Then
            If y = "2" Then

                jenjang.Text = "D-3"
                jurusan.Text = "Manajemen Informatika"


            End If
        ElseIf x = "1" Then
            jenjang.Text = "S-1"
            If x = "1" Then
                jurusan.Text = "Tek.Informatika"
            ElseIf y = "2" Then
                jurusan.Text = "Sis.Informasi"
            End If

        End If
    End Sub

    Private Sub btnsimpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnsimpan.Click
        isitabel()
        npm.Text = ""
        nama.Text = ""
        jenjang.Text = ""
        jurusan.Text = ""
        tmasuk.Text = ""
        nangka.Text = ""
        nhuruf.Text = ""

    End Sub
    Sub bersih()
        NPM.Text = ""
        Nama.Text = ""
        Jenjang.Text = ""
        jurusan.Text = ""
        tmasuk.Text = ""
        nangka.Text = ""
        nhuruf.Text = ""

    End Sub

    Private Sub nangka_KeyPress(ByVal sender As Object, ByVal e As System.Windows.Forms.KeyPressEventArgs) Handles nangka.KeyPress
        If e.KeyChar = Chr(13) Then
            If nangka.Text >= 85 Then
                nhuruf.Text = "A"
            ElseIf nangka.Text >= 70 Then
                nhuruf.Text = "B"
            ElseIf nangka.Text >= 60 Then
                nhuruf.Text = "C"
            ElseIf nangka.Text >= 50 Then
                nhuruf.Text = "D"
            Else
                nhuruf.Text = "E"

            End If
        End If
    End Sub

  
    Private Sub btnkeluar_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnkeluar.Click
        End
    End Sub

    Private Sub btnhapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnhapus.Click
        npm.Text = ""
        nama.Text = ""
        jenjang.Text = ""
        jurusan.Text = ""
        tmasuk.Text = ""
        nangka.Text = ""
        nhuruf.Text = ""
    End Sub

    Private Sub btnbersih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnbersih.Click
        bersih()
    End Sub

    Private Sub btnhapuspilih_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btnhapuspilih.Click
        lv.Items.Remove(lv.SelectedItems(0))
    End Sub

    Private Sub nangka_TextChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles nangka.TextChanged

    End Sub
End Class




Selasa, 24 Januari 2012

Lidah tentukan langkah manusia ke syurga atau neraka

KATA Imam al-Ghazali, lidah antara nikmat Allah SWT yang besar dan antara ciptaan Tuhan yang amat halus dan ganjil. Lidah mempunyai bentuk yang indah, kecil dan menarik.

Selanjutnya Imam al-Ghazali berkata: “Keimanan dan kekufuran seseorang tiada terang dan jelas, selain dengan kesaksian lidah. Lidah mempunyai ketaatan yang besar dan mempunyai dosa besar pula. Anggota tubuh yang paling derhaka kepada manusia ialah lidah. Sesungguhnya lidah alat perangkap syaitan yang paling jitu untuk menjerumuskan manusia.”

Daripada kata Imam al-Ghazali itu jelas menunjukkan kepada kita besarnya peranan lidah dalam kehidupan manusia kerana lidah kita boleh masuk syurga dan kerana lidah juga boleh dihumban kita ke neraka.

Oleh kerana lidah boleh membawa kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia, kita perlu sentiasa berwaspada menggunakan lidah sewaktu bertutur kata. Dengan kata lain, kita hendaklah bijak menggunakan lidah apabila bercakap.

Sekiranya kata yang kita ucapkan boleh menyebabkan orang yang mendengarnya sakit hati atau terguris, ia boleh mendatangkan keburukan kepadai kita. Pepatah ada mengatakan kerana mulut badan binasa.

Justeru, sebelum kita berkata sesuatu hendaklah berfikir terlebih dulu. Kita gunakan lidah untuk berkata sesuatu yang baik dan tidak sia-sia atau lebih baik lagi kita diam. Itu lebih memberi manfaat daripada kita berkata perkara yang boleh mendatangkan dosa. Sesungguhnya orang beriman tidak bercakap perkara yang sia-sia dan tiada berfaedah.

Daripada Abu Hurairah diriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda yang maksudnya: “Siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam.” (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Sesungguhnya Allah benci kepada orang yang jelik budi pekertinya serta kotor lidahnya.” (Hadis riwayat Imam Tirmidzi)

Menurut Rasulullah SAW ada tiga jenis manusia, iaitu yang mendapat pahala, selamat daripada dosa dan binasa.

Orang yang mendapat pahala sentiasa mengingati Allah, berzikir, mengerjakan solat dan sebagainya. Orang yang selamat daripada dosa ialah mereka yang diam, manakala orang yang binasa sentiasa melakukan perkara mungkar, maksiat dan tidak mengawal lidahnya dengan baik.

Kita dapat mengenal peribadi seseorang daripada percakapannya. Orang yang tinggi akhlak selalunya bercakap hal yang baik saja, tidak menyakiti hati orang lain, tidak mengucapkan perkataan kotor dan tidak banyak bercakap. Mereka mengawal lidah sebaik-baiknya.

Dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Majah, Abu Hurairah menceritakan apabila Rasulullah SAW ditanya sebab terbesar yang membawa seseorang masuk syurga, Rasulullah menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Apabila ditanya pula sebab terbesar yang membawa manusia masuk neraka, maka Rasulullah menjawab, “Dua rongga badan iaitu mulut dan kemaluan.”